Cerita Fabel Singa dan Beruang
Orientasi
Suatu
hari singa mengajak beruang untuk berburu bersama. Beruang setuju karena dia
juga sedang lapar. Mereka segera menuju padang rumput karena di sana banyak
mangsa.
Tiba
di padang rumput, singa dan beruang bersembunyi di antara semak-semak.
Masing-masing mengincar mangsa yang akan mereka kejar.
Komplikasi
Setelah
mengamati mangsa yang ada, singa dan beruang keluar dari tempat persembunyian
secara bersamaan. Mereka mulai mengejar mangsa. Tanpa disadari, mereka mengejar
mangsa yang sama, seekor anak rusa.
Dengan
mudah, anak rusa itu bisa tertangkap. Singa dan beruang langsung bertengkar
memperebutkan anak rusa itu.
“Ini
Mangsaku. Aku menangkapnya dengan gigitanku yang kuat,” kata singa.
Beruang
tidak mau kalah, “Tidak, ini rusaku. Aku juga menangkapnya .”
Mereka
terus memperebutkan anak rusa itu. Saat hari sudah sore, singa dan beruang
akhirnya berhenti berebut. Mereka lelah dan hanya duduk tanpa bisa menggerakan
badan.
Rupanya,
dari tadi serigala mengamati pertengkaran mereka. Mengetahui kalau saat ini
singa dan beruang sudah lelah.
“Ah,
ini kesempatanku untuk merebut anak rusa itu,” pikir serigala.
Serigala
segera berlari dan merebut anak rusa. “Terima kasih ya. Kalian baik sekali
memberiku anak rusa yang lezat ini,” kata serigala sambil tersenyum.
Resolusi
Dengan
sisa tenaga, singa dan beruang berusaha merebut kembali mangsa mereka. Namun,
mereka sudah telalu lelah. Akhirnya, anak rusa itu dibawa kabur serigala.
Koda
“Semua
salah kita. Kalau saja kita mau berbagi, pasti kita sama-sama kenyang
sekarang,” kata mereka dengan wajah yang terlihat menyesal.
Kupu-Kupu
Berhati Mulia
Orientasi
:
Dikisahkan pada suatu
hari yang cerah ada seekor semut berjalanjalan di taman. Ia sangat bahagia
karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling
taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.
Komplikasi
:
Ia melihat sebuah
kepompong di atas pohon. Sang semut mengejek bentuk kepompong yang jelek yang
tidak bisa pergi ke mana-mana.
“Hei, kepompong
alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo
jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu
patah?”
Sang semut selalu
membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan, sang semut kuat
mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa
dirinya adalah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja
mendengar ejekan tersebut.
Pada suatu pagi sang
semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, di mana-mana terdapat
genangan lumpur. Lumpur yang licin membuat semut tergelincir ke dalam lumpur.
Ia terjatuh ke dalam lumpur. Sang semut hampir tenggelam dalam genangan itu.
Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan. “ Tolong, bantu aku! Aku
mau tenggelam, tolong..., tolong....!
Resolusi
:
Untunglah saat itu ada
seekor kupu-kupu yang terbang melintas. Kemudian, kupu-kupu menjulurkan sebuah
ranting ke arah semut.
“Semut, peganglah
erat-erat ranting itu! Nanti aku akan mengangkat ranting itu.”
Lalu, sang semut
memegang erat ranting itu. Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan
menurunkannya di tempat yang aman. Kemudian, sang semut berterima kasih kepada
kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu
sebagai binatang yang hebat dan terpuji.
Mendengar pujian itu,
kupu-kupu berkata kepada semut. “Aku adalah kepompong yang pernah diejek,” kata
si kupukupu. Ternyata, kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan
dirinya.”
Koda
:
Akhirnya, sang semut
berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan
Tuhan yang ada di taman itu.
Tiga
Ikan
Orientasi
:
Suatu ketika,
terdapatlah tiga ikan yang hidup di sebuah kolam. Di suatu sore, beberapa
nelayan melewati kolam tersebut dan melihat ikan-ikan itu. “Kolam ini penuh
dengan ikan”, merka berbicara satu sama lain dengan bergairah. “Kita belum
pernah memancing di sini sebelumnya. Kita harus datang lagi besok pagi dengan
jaring kita dan manangkap ikan-ikan ini!” Kemudian nelayan-nelayan tersebut pergi.
Komplikasi
:
Ketika ikan yang paling
tua mendengar ini, dia gelisah. Dia memanggil ikan-ikan yang lain dan berkata,
‘Apakah kamu dengar apa yang dikatakan nelayan itu? Kita harus meninggalkan
kolam ini. Nelayan itu akan kembali besok dan membunuh kita semua!’ Ikan kedua
setuju. ‘Kamu benar’, dia berkata. ‘Kita harus meninggalkan kolam ini.’
Tetapi ikan yang paling
muda tertawa. ‘Kamu cemas tanpa ada alasan’, dia berkata. ‘Kita telah tinggal
di kolam ini semur hidup kita, dan tidak ada nelayan yang datang kesini. Kenapa
harus orang-orang itu kembali? Saya tidak akan pergi kemana-mana –
keberuntunganku akan menyelamatkan ku.’
Resolusi
:
Ikan tertua
meninggalkan kolam tersebut pada sora hari dengan seluruh keluarganya. Ikan
kedua melihat nelayan datang di kejauhan pada pagi hari dan meninggalkan kolam
tersebut dengan seluruh keluarganya. Ikan ketiga tetap menolak untuk pergi.
Nelayan tersebut pun
datang dan menangkap semua ikan yang tertinggal di kolam. Keberuntungan ikan
ketiga tidak menyelamatkannya – dia juga tertangkap dan dibunuh.
Koda
:
Ikan yang cemas dahulu
dan bertindak sebelum nelayan datang dan ikan yang tertindak ketika nelayan
datang bershasil selamat. Tetapi ikan yang mempercayakan hanya pada
keberuntungan dan tidak berbuat apa-apa semuanya mati. Begitu juga pada
kehidupan.
Seekor
Rubah dan Seekor Kucing
Orientasi
:
Suatu ketika ada seekor
kucing dan seekor rubah sedang bercakap-cakap. Si rubah, adalah makhluk
sombong, yang membual betapa pintaranya dia. “Kenapa, saya tahu setidaknya
seratus cara untuk menjauh dari musuh kita bersama, anjing-anjing,” katanya.
Komplikasi
:
“Saya hanya tahu satu
trik untuk menjauh dari anjing,” kata si kucing. “Kamu harus mengajar saya
beberapa trik dari kamu!”
“Yah, mungkin suatu
hari nanti, ketika saya punya waktu, saya bisa mengajarkan beberapa trik yang
lebih sederhana,” jawab rubah enteng.
Saat itu mereka
mendengar gonggongan dari anjing-anjing di kejauhan. Gonggong tersebut semakin
keras dan keras – anjing-anjing tersebut datang ke arah mereka!
Resolusi
:
Seketika itu pun kucing
tersebut berlari ke pohon terdekat dan naik ke cabang di luar jangkauan anjing
apapun. “Ini adalah trik yang kuceritakan, satu-satunya yang saya tahu,” kata
si kucing. ‘Mana dari seratus trik kamu yang akan kamu gunakan?’
Koda
:
Rubah tersebut pun
duduk diam di bawah pohon, bertanya-tanya trik mana yang ia harus gunakan.
Sebelum dia bisa mengambil keputusan, anjing-anjing tersebut pun tiba. Mereka
menhajar rubah tersebut dan mencabik-cabiknya.
Singa
dan Beruang
Orientasi
:
Suatu hari singa
mengajak beruang untuk berburu bersama. Beruang setuju karena dia juga sedang
lapar. Mereka segera menuju padang rumput karena di sana banyak mangsa.
Tiba di padang rumput,
singa dan beruang bersembunyi di antara semak-semak. Masing-masing mengincar
mangsa yang akan mereka kejar.
Komplikasi
:
Setelah mengamati
mangsa yang ada, singa dan beruang keluar dari tempat persembunyian secara
bersamaan. Mereka mulai mengejar mangsa. Tanpa disadari, mereka mengejar mangsa
yang sama, seekor anak rusa.
Dengan mudah, anak rusa
itu bisa tertangkap. Singa dan beruang langsung bertengkar memperebutkan anak
rusa itu.
“Ini Mangsaku. Aku
menangkapnya dengan gigitanku yang kuat,” kata singa.
Beruang tidak mau
kalah, “Tidak, ini rusaku. Aku juga menangkapnya .”
Mereka terus
memperebutkan anak rusa itu. Saat hari sudah sore, singa dan beruang akhirnya
berhenti berebut. Mereka lelah dan hanya duduk tanpa bisa menggerakan badan.
Rupanya, dari tadi
serigala mengamati pertengkaran mereka. Mengetahui kalau saat ini singa dan
beruang sudah lelah.
“Ah, ini kesempatanku
untuk merebut anak rusa itu,” pikir serigala.
Serigala segera berlari
dan merebut anak rusa. “Terima kasih ya. Kalian baik sekali memberiku anak rusa
yang lezat ini,” kata serigala sambil tersenyum.
Resolusi
:
Dengan sisa tenaga,
singa dan beruang berusaha merebut kembali mangsa mereka. Namun, mereka sudah
telalu lelah. Akhirnya, anak rusa itu dibawa kabur serigala.
Koda
:
“Semua salah kita.
Kalau saja kita mau berbagi, pasti kita sama-sama kenyang sekarang,” kata
mereka dengan wajah yang terlihat menyesal.
Ayam
Jantan dan Serigala
Orientasi
:
Suatu hari, serigala
yang lapar mengincar ayam jantan. Dia mendekati ayam jantan pelan-pelan dan
segera menerkamnya. Hampir saja ayam jantan meloloskan diri, tapi salah satu
kakinya dipegang oleh serigala.
Komplikasi
:
“Kena kau!” kata
serigala yang segera membawa ayam jantan ke rumahnya.
Air liur serigala
keluar membayangkan daging ayam yang lezat. Dia sudah sangat lapar sehingga
tidak sabar untuk melahap mangsanya itu.
Namun, saat serigala
hendak melahapnya, ayam jantan berkata, “Hei, aku mohon berdoalah dulu sebelum
kau makan.”
Serigala menunda
keinginannya untuk melahap ayam jantan. “Bagaimana cara berdoa? Katakan padaku,”
kata serigala kebingungan.
“Manusia melipat
tangannya di dada saat berdoa,” kata ayam jantan. Serigala pun melipat tangan
di dadanya.
“Manusia menutup
matanya saat berdoa,” kata ayam jantan lagi. Lalu, serigala pun menutup
matanya.
Resolusi
:
Saat serigala menutup
mata, dengan cepat ayam jantan terbang melarikan diri.
“Hahahah, selamat
tinggal serigala!” kata ayam jantan yang senang karena bisa lolos dari
serigala.
Koda
:
Maka, selamatlah ayam
jantan cengkeraman serigala. Sementara itu, serigala duduk terbengong-bengong
melihat ayam jantan sudah tidak ada dihadapannya.
Cerita Fabel Ayam Jantan dan
Serigala
Orientasi
Suatu
hari, serigala yang lapar mengincar ayam jantan. Dia mendekati ayam jantan
pelan-pelan dan segera menerkamnya. Hampir saja ayam jantan meloloskan diri,
tapi salah satu kakinya dipegang oleh serigala.
Komplikasi
“Kena
kau!” kata serigala yang segera membawa ayam jantan ke rumahnya.
Air
liur serigala keluar membayangkan daging ayam yang lezat. Dia sudah sangat
lapar sehingga tidak sabar untuk melahap mangsanya itu.
Namun,
saat serigala hendak melahapnya, ayam jantan berkata, “Hei, aku mohon berdoalah
dulu sebelum kau makan.”
Serigala
menunda keinginannya untuk melahap ayam jantan. “Bagaimana cara berdoa? Katakan
padaku,” kata serigala kebingungan.
“Manusia
melipat tangannya di dada saat berdoa,” kata ayam jantan. Serigala pun melipat
tangan di dadanya.
“Manusia
menutup matanya saat berdoa,” kata ayam jantan lagi. Lalu, serigala pun menutup
matanya.
Resolusi
Saat
serigala menutup mata, dengan cepat ayam jantan terbang melarikan diri.
“Hahahah,
selamat tinggal serigala!” kata ayam jantan yang senang karena bisa lolos dari
serigala.
Koda
Maka,
selamatlah ayam jantan cengkeraman serigala. Sementara itu, serigala duduk
terbengong-bengong melihat ayam jantan sudah tidak ada dihadapannya.
Dongeng
Fabel : Kadal Dan Ular Air
Disebuah kolam yang cukup besar dan dalam seekor kadal
sedang berjalan di pinggiran kolam kadal itu sedang mencari kegiatan baru kadal
itu sangat ingin mencoba sesuati yang baru, dia sangat ingin berpetualang ketika
dia berjalan dipinggiran kolam sambil mengeluarkan lidahnya dia melihat sesuatu
muncul dari dalam air hal pertama yang dilihat oleh kadal itu adalah sebuah
kepala yang melenggak lenggok kesana kemari seperti sedang mencari sesuatu
kemudian kadal itu mendekati mahkluk yang muncul dari dalam air itu dan dia
sedikit kaget ternyata dia melihat seekor ular air.
Ketika itu ular air juga melihat kehadiran sang kadal
lalu mendekatinya, setelah sampai dekat dengan sang kadal ular itu meninggikan
kepalanya dan berkata :”Apa yang sedang dilakukan oleh seekor kadal gemuk ini
dipinggiran kolam?” kadal itu menjauh dari sang ular karena dia takut dimangsa
olehnya “Aku hanya sedang mencari kegiatan baru, aku hanya ingin mencari sebuah
petualangan”. Kata sang kadal. “Kenapa kau menghindar dariku? Aku tidak memakan
mu aku telah kenyang memakan ikan kecil yang ada di kolam itu” kata sang ular
“jadi kau ingin sebuah petualangan yang seru” kata ular sambil mendesis “Ya itu
benar aku ingin sekali mencoba sesuatu yang baru” kata sang kadal dengan penuh
semangat “apa kau pernah melewati kolam ini sendiri?” Tanya sang ular.
“Aku tidak
pernah melewatinya kolam ini terlalu luas untuk aku sebrangi meskipun aku bisa
sedikit berenang tapi aku takut untuk menyebrangi kolam ini dari satu tepian
ketepian lainnya”. Jawan sang kadal “apa kau mau menyebaranginya aku akan
membantunya” ajak sang ular. Sang kadal sangat ingin sekali menyebranginya dan
tanpa berpikir panjang kadal itu menerima ajakan dari sang ular “Baiklah kalo
begitu carilah sesuatu yang bisa dijadikan sebagai tali!” Pinta sang ular
“Untuk apa tali itu?” Tanya sang kadal dengan heran “Tali itu untuk kau ikatkan
ke ekorku ketika kita berenang menyebrangi kolam ini kau tidak akan tenggelam,
aku akan menarikmu kepermukaan”. jelas sang ular.
Lalu sang kadal mencari tali di pinggiran kolam dan
dia mendapatkan nya, setelah itu sang kadal menalikan kaki depannya ke ekor
sang ular dengan sangat kuat. Selesai itu kini sang ular dan sang kadal
berenang menyebrangi kolam luas itu namun di tengah-tengah kolam sang ular
berpikir untuk menenggelamkan sang kadal sebelum mencapai tepian, ketika hal
itu akan dilakukan oleh sang ular tiba-tiba tibuhnya tertarik ke atas dia
mencoba melepaskan diri dengan sekuat tenaga namun hal itu percuma ternyata
sang kadal disambar oleh seekor burung alap-alap sehingga tubuh ular itu
bergelantungan di udara. Saat itu sang alap-alap melihat bukan hanya kadal saja
yang dia tangkap namun begitu juga seekor ular air dimana ekornya terikat pada
kaki sang kadal.
Pesan Moral
dari Kumpulan Cerita Hewan Fabel : Kadal dan Ular Air adalah jauhkanlah diri
kita dari niat buruk, karena hanya akan merugikan kita dikemudian hari.
0 komentar:
Posting Komentar